Lombok Tengah, Tranews.net. Tradisi Bau Nyale bagi masyarakat Pulau Lombok menjadi momen yang di tunggu-tunggu setiap tahunnya. Terutama bagi masyarakat Lombok Tengah dan Lombok Timur. Namun event tahunan tersebut diharapkan dapat berjalan aman dan kondusif sebagai wujud nyata menjaga tradisi yang kini sudah menjadi salah satu event Nasional itu.
Demikian juga diharapkan oleh para tokoh di wilayah Selatan Lombok Tengah saat menggelar Sangkep Warige (penentuan waktu) Bau Nyale beberapa waktu lalu. Tak hanya untuk sekedar menentukan waktu puncak pelaksanaan Bau Nyale yang jatuh pada hari Jumat-Sabtu tanggal 10-11 Februari 2023 mendatang saja. Tapi juga untuk mendoakan agar pelaksanaannya berjalan aman dan kondusif.
“Silahkan masyarakat menikmati tradisi peninggalan leluhur kita. Jangan terpengaruhi dengan kejadian-kejadian yang selama ini sangat menganggu keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) ketika menjelang dan ketika pelaksanaan Bau Nyale. Insya Allah aparat bisa menyelesaikannya,” ujar salah satu tokoh masyarakat wilayah Selatan Lombok Tengah, H. Bangun kepada media ini, Senin (6/2/2023) lalu.
Dikatakan H Bangun, setiap menjelang event Bau Nyale selalu muncul isu-isu dan kejadian yang mengganggu Kamtibmas. Sehingga masyarakat kerap tidak merasa aman memeriahkan event tersebut di suatu tempat tertentu. Semisal pencurian, perkelahian dan lainnya. Namun ia menilai, kejadian seperti itu tidaklah masif dan mampu diatasi cepat dan dikendalikan oleh aparat kepolisian. Apalagi tahun ini kata mantan Kepala Desa Mertak dua periode ini, pemerintah bersama aparat kepolisian dan TNI sudah mempersiapkan segala sesuatu untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya gangguan itu.
Terlebih lagi, event Bau Nyale ini merupakan event Pariwisata unggulan NTB. Artinya, ini bagian dari menjaga citra pariwisata, makanya aparat keamanan sudah pasti akan memberikan rasa aman bagi seluruh masyarakat yang datang menikmati pelaksanaan tradisi Bau Nyale nanti.
“Sekali lagi, masyarakat jangan takut untuk memeriahkan event Bau Nyale. Yakinlah bahwa pemerintah bersama aparat keamanan telah mempersiapkan segala sesuatu untuk menghindari kemungkinan terjadinya gangguan Kamtibmas,” tegasnya.
Namun demikian, lanjutnya, masyarakat yang datang memeriahkan event Bau Nyale harus senantiasa tetap waspada terhadap kemungkinan-kemungkinan terjadinya gangguan Kamtibmas di lokasi Bau Nyale. Terutama di lokasi inti pelaksanaan Bau Nyale yakni di Pantai Seger, KEK Kuta Mandalika. Karena menurutnya, hal itu tidak terlepas dari peran serta masyarakat yang harus ikut menjaga Kamtibmas secara baik. Tanpa peran serta masyarakat, aparat kepolisian dan lainnya tak bisa berbuat banyak.
“Saya lihat juga, menjelang Bau Nyale itu, TNI-Polri berperan aktif mengingatkan warga binaannya dalam setiap kesempatan bertemu untuk sama-sama menjaga Kamtibmas,” terang salah satu Ketua Pamswakarsa yang ada di wilayah Selatan Lombok Tengah ini.
Demikian juga diutarakan tokoh masyarakat pesisir Lombok Timur wilayah Selatan, Kecamatan Jerowaru, Mansyur. Menurutnya, event Bau Nyale ini merupakan pesta rakyat Pulau Lombok yang selalu digelar setiap tahun. Tidak terkecuali, masyarakat di wilayah Selatan Lombok Timur seperti halnya Kecamatan Jerowaru dan sekitarnya. Dimana, lokasi populer Bau Nyale’nya di pesisir Pantai Tampak Boleh, Dusun Kaliantan, Desa Serewe.
Walaupun Penyaleq (lokasi Bau Nyale, Red) ini kerap terjadi gangguan Kamtibmas, ia meyakini masyarakat yang datang Bau Nyale di sini akan terus berdatangan dari berbagai wilayah. Dan tidak terpengaruh kejadian gangguan Kamtibmas yang kerap terjadi selama ini. Itu karena rasa cinta mereka akan tradisi nenek moyang. Namun ia juga berharap agar masyarakat yang datang untuk ikut menjaga Kamtibmas.
“Walaupun pada 31 Januari lalu ada pembakaran hotel milik PT. Temada Pumas Abadi yang berada di Lendang Tampak Boleh Dusun Kaliantan, Desa Serewe, masyarakat jangan khawatir. Kondisi sekitar aman dan kondusif. Silahkan saja datang memeriahkan Bau Nyale,” katanya.
Disampaikan pria yang juga Kepala Desa Sekaroh ini, bahwa kejadian pembakaran salah satu hotel yang sedang dalam proses pembangunan itu, hanya miskomunikasi dan saat ini proses hukumnya sedang berjalan di kepolisian. Artinya, Kamtibmas di lokasi Bau Nyale terkendali dan masyarakat juga menyerahkan proses hukumnya kepada pihak berwajib. Intinya, mari sukseskan dan menjaga Kamtibmas bersama, jika ada indikasi gangguan Kamtibmas nantinya, silahkan adukan ke aparat Kepolisian yang berjaga. Jangan malah main hakim sendiri.
“Terkait dengan proses penegakan hukum terhadap para terduga pelaku pengerusakan hotel, mari kita serahkan kepada aparat penegak hukum untuk melakukan proses penyelidikan dan penyidikan untuk mengungkap terduga otak pelakunya,” tegas Kades.
“Saya sudah berkoordinasi dengan rekan-rekan dari kepolisian, bahwa penjagaan pintu masuk ke lokasi Bau Nyale ini akan diperketat. Tidak hanya di wilayah Kaliantan tapi juga di Penyaleq lainnya. Seperti Pantai Ekas Buana, Pantai Surga dan Pantai Sukun,” sebutnya. (red.TN).